Sabtu, 24 Mei 2014

ketika dengkul dan perasaan menyatu....@artorlife.blogspot.com



Sebelum kutulis semua apa yang ingin ku lontarkan untuk memberi sedikit ketenangan. Ya maksudnya bukan untuk ketenanganmu. Ini semata-mata hanya untuk member ketenangan pada diriku sendiri yang saat ini masih sangat sulit untuk belajar mengagumimu, mengindahkanmu, sekedar mempertahankan posisiku sebagai pengagum yang mulai menggelepar karena sudah hampir tidak berdaya lagi menghadapimu. Menghadapi sosok yang menurutku memang sengaja di cipta oleh tuhan untuk meng-iming-imingiku supaya aku lebih giat lagi dalam menggapai semua keinginanku. Aku disini tak hanya ingin menggambarkan betapa keegoisan telah merasuk kedalam relung-relung jiwa seakan telah menjadi dogma atas segalanya walaupun tetap aku percaya maha segala adalah tuhanku. Tapi mengertilah aku disini masih ingin menulis dan menulis lagi untuk sejarah untuk romansa kehidupanku. Kelak supaya tahu anak cucuku aku pernah melakukan apa saja selama hidupku.
Tidak tahu harus ku awali dari mana datangnya rasa itu. Yang aku tahu hanya terasa aneh gelagat dan apa pun yang kulakukan. aku sampai menganggap bahwa diriku ini memang bukanlah diriku yang dulu. Apa memang karena proses pendewasaan diri atau karena semakin hari aku bertambah tua. Aku lupa akan makna, aku lupa akan esensi kebiasaanku yang dulu hura-hura, sering melakukan hal-hal yang merugikan. Sampai saat ini aku tak melihat itu ada pada diriku lagi. Aku bersyukur bisa mendapatkan pendidikan di jenjang S1, aku banyak belajar mengenai banyak hal. Meskipun memang hal-hal tersebut awalnya belum bisa merubahku menjadi sosok yang saat ini kau lihat.
Hari itu mengawali rasa kagum akan sesuatu yang ada dalam dirimu, semenjak hari itu aku pun mulai diam-diam menyimpan rasa ku untuk segera memilikimu, aku masih merasa belum pantas untuk bisa memiliki dirimu yang begitu membuat pikiran tak tahu lagi harus kemana. Hingga aku pun mendapatkan sebuah gagasan bagaimana cara untuk memperbaiki pola hidup yang dari aku TK sampai sekarang ya begitu-begitu saja.
Hari-hari berlanjut aku masih di tawan oleh rasa itu, rasa yang selalu mengikutiku saat berada di kelas, di kamar, di warung, di rumah, di jalan, dimana saja sampai suatu ketika sadarku aku telah beberapa kali memimpikanmu. Ya itu adalah suatu nikmat yang diberikan tuhan bisa mempertemukanku denganmu dalam mimpi. Hingga aku bisa lepas gelak tawaku bersamamu.
15 mei 2014 adalah hari bertambahnya umurmu, aku tahu hari lahirmu bukan karena aku petugas sensus melainkan memang aku aja yang lagi kepo nyari-nyari mengenai biodatamu di FB. Sebelum hari itu aku berfikir keras untuk membuat sebuah kejutan, walaupun kejutanku memang tak mengejutkan sih biasanya tapi itulah usahaku. Dalam otak hanya ada satu bagaimana supaya kejutan ini bisa memberikanmu sedikit kebahagiaan dalam hal berbagi.
Aku tak mau mengecewakan seseorang yang selama ini menjadi semangatku. Aku pun tak biasa jika aku di remehkan karena memang dari kecil aku anak yang keras kepala. Kalau sudah bilang A ya mau gak mau itu yang harus di penuhi. Namun, untuk dewasa ini mungkin aku akan mulai untuk meniadakan ke egoan ku, mengingat aku hanya sosok pengagum dari wujud peranakan Ibu Hawa tapi jauh garis keturunannya. Iya kan ngelantur lagi aku ngomongnya. Oke kembali ke topik utama.
Jika semua yang berkehendak adalah tuhan, maka aku hanya bisa berusaha. Entah aku akan seberapa kuat mempertahankan keteguhanku. Entah seberapa lama aku akan tetap menunggu. Mungkin semua akan ada akhir. Aku pun sampai saat ini hanya bisa menerka-nerka apa yang ada di ujung nantinya. Entah aku kuat sampai akhir, atau pupus saat semua hal yang tak aku inginkan terjadi.

@artorlife.blogspot.com

Tidak ada komentar:

Posting Komentar