Jumat, 12 Desember 2014

Teori Cinta Menurut Psikologi Humanistik


          Pendiri psikologi humanistic adalah Abraham Maslow, seorang psikolgi Amerika. Teori psikolgi humanistic sering juga disebut psikolgi mashab ketiga setelah psikologi analitik Freud dan Psikolgi Behavioral.
            Psikologi Humanistik Maslow bernagkat dari penelitian psikolgis terhadap ornag-orang terkenal yang telah mencapai aktualisasi diri maksimal, termasuk Einstein. Jadi, teori ini sangat berlawan dengan teori Freud yang berpijak pada penelitian neurosis, yang kemudian dirumskan menjadi suatu konsep alam bawah sadar pada manusia. Psikologi humanistic berpijak pada pangkal kesadaran yang ada pula manusia, yang dasarnya dari Tuhan.
            Teori cinta menurut psikologi humanistic berpangkal pada kesadaran emosional. Pemenuhan kebutuhan dasar sampai aktualisasi diri dan kebhagian menjadi pangkal teori tentnag cinta. Cinta bukan semata-mata berdasarkan seks, melainkan suatu pemuasan emosional dengan hasil suatu kebahagiaan. Seorang psikologi humanis, Rollo May. Mengkritik dan mencerca kehudupan modern masyarakat Barat, yang berubah menjadi semacam mesin (robot), yang kemudian menyangkal nilai-nilai luhur cinta, kehilangan identitas kemanusiaan sehingga terjadilan apa yang disebut deporsonalisasi, dehumanisasi masyarakat modern yang menyerah kepada teknologi. Dengan hilangnya identitas kemanusiaan tersebut, manusia modern berusaha memperoleh pengganti yaitu pemuasan diri secara superfisal, hubungan antara individu dengan perhitungan untung rugi. Seharusnya mereka kembali penghormatan pada cinta sejati, dengan saling menyayangi.
            Inilah sekilas gambaran mengenai beberapa teori tentang cinta serta aplikasinya. Semoga bermanfaat bagi teman-teman yang mau bercinta epss salah yang mau megnenal apa itu CINTA. Love Is A Veri Splendoured Thing; betapa indahnya jatuh cinta, betapa sedapnya patah hati dan kegagalan bercinta. Kegagalan adalah sukses yang tertunda, sepanjang tidak putus asa.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar